Aksi Unjuk Rasa Mengenang Setahun Meninggalnya Pasutri di Aralle, Ruas Jalan Ditutup

Aksi unjuk mengenang setahun meninggalnya Poreodang, Kepala SMAN 2 Bumal

Aksi Unjuk Rasa Mengenang Setahun Meninggalnya Pasutri di Aralle, Ruas Jalan Ditutup

JOURNALINVESTIGASI.COM, MAMASA – Ratusan massa pengunjuk rasa menutup ruas jalan penghubung Mamuju-Mamasa di Kecamatan Aralle, Kabupaten Mamasa, Selasa (8/8/2023) pagi.

Penutupan ruas jalan ini terpaksa dilakukan oleh ratusan massa, mengenang kasus meninggalnya Porepadang dan istrinya pada 7 Agustus 2022 lalu.

Bacaan Lainnya

Atuo, saudara kandung Porepadang mengatakan, penutupan ruas jalan ini sebagai peringatan setahun meninggalnya Porepadang dan Istrinya yang diduga kuat dibunuh.

Hal ini juga dilakukan sekedar mengingatkan kepada pihak kepolisian bahwa hingga satu tahun peristiwa berdarah itu, hingga kini belum ada kejelasan.

Karenanya, pihak keluarga menuntut agar kasus ini segera mendapat kepastian hukum dari pihak kepolisian.

“Bahwa di desa terpencil ini ada persoalan yang juga belum menemui titik terang, sehingga aksi ini mengingatkan kepada penegak hukum untuk menuntaskan kasus ini,” ujar Atuo.

Dari lokasi unjuk rasa, berdasarkan pantauan, arus lalu lintas dari dua arah berlawanan yakni dari arah Mamuju dan arah Mamasa, terpaksa terhenti.

Pengguna jalan harus menunggu hingga aksi ini selesai dilakukan.

Diberitakan sebelumnya, pada Minggu 7 Agustus 2022 adalah tragedi berdarah yang mengorbankan pasangan suami istri (Pasutri) di Kelurahan Aralle, Kecamatan Aralle, Mamasa, Sulawesi Barat (Sulbar).

Seorang Kepala Sekolah bernama Porepadang (54) dan istrinya, Sabriani (50) menjadi korban pada peristiwa itu.

Porepadang (54) dan Sabriani (50) ditemukan tewas bersimbah darah di ruang keluarga di dalam rumah miliknya sekira pukul 07.00 Wita.

Pos terkait