Memori Perjuangan Demmatande Cs di Benteng Salu Banga, Karya Sarman Sahudding

Lukisan Demmatande terbuat dari tanah liat, karya Zaenal Beta (63 tahun)

Serangan kali ini tentara Belanda lebih kuat lantaran adanya dukungan pasukan dengan jumlah yang lebih banyak dibanding pada serangan pertama. Melihat ini, Demmatande dan pasukannya tak gentar. Saat baku tembak berlangsung, tiga orang tentara Belanda tewas. Paling naas, seorang tentara Pembantu Letnan Belanda terluka oleh tembakan pasukan di Paladan.

Perang ini berlangsung selama beberapa hari, dan akhirnya tentara Belanda berhasil dipukul mundur oleh pasukan Demmatande. Kegagalan yang kedua kalinya. Sebelum melakukan serangan ke Paladan yang ketiga kalinya, pihak Belanda mengumpulkan lebih banyak pasukan perang.

Belanda mendatangkan tambahan pasukan dari Mamuju, Enrekang, Parepare, dan Makassar. Total tambahan kekuatan Belanda sebanyak 300 (tiga ratus) tentara. Sebelum menyerang, Belanda menyusupkan mata-mata untuk mengintai, menelisik, dan memahami situasi termasuk taktik pasukan Demmatande di Benteng Salu Banga.

PEKERJAAN mata-mata oleh Belanda di Paladan berhasil. Laporan detail terkait kekuatan dan kelemahan Demmatande telah dikantongi pihak Belanda. Salah satunya yang diketahui oleh Belanda adalah Demmatande dan pasukannya yakni mengalami kekurangan bahan makanan.

Akibat dari ini sebab keadaan saat sebelum dilakukan penyerangan baru sedang musim paceklik. Menyiasati keadaan demikian, Demmatande memerintahkan kepada beberapa sayap pimpinan dan anggota pasukannya untuk keluar dari benteng di Paladan untuk mencari bahan makanan.

Hal ini berarti, dalam Benteng Salu Banga ketika itu hanya terdapat beberapa pasukan. Keadaan demikian ini diketahui oleh pihak Belanda dan sekaligus dimanfaatkan sebagai momentum terbaik melakukan serangan baru — serangan kali ketiga.

Pos terkait